Rabu, 03 Desember 2014
mengenalku....
bisa mengenalku dengan nama sekar atau upik
aku lahir di pasuruan tepatnya tgl 25 juni 1996...
aku di lahirkan oleh ibuku bisa di sebut juga mamiku...
aku bersyukur uhan masih melahirkan aku agar aku bisa menikmati hidup yang sebenernya hanya beberapa jam saja...
aku hidup hanya untuk bernafas dan mengelurkan energi....
berdoa dan mengabdi pada tuhan yang maha esa..
membahagiakan keluarga itu yang utama lalu membahagiakan diriku sendiri...
tak butuh banyak uang untuk berbahagia , cukup dengan senyum dan mengerti..
bagiku hidup hanya untuk mengerti dan di mengerti. untuk napa pintar kalau hanya untuk bunuh diri dan memanfaatkan kepintaranya dengan hal yang tidak baik.
cukup menegrti lalu menerapka dan kemudia mengeti org lain...
tp jika orang lain itu tak mengerti kita, boda amat....!!! dia mau junkir balik ata yang lain...
aku hanya bisa tersenyum jika melihat org lain membenciku, aku tau kok dan mengerti...
jadiii cukup senym saja
aku lahir di pasuruan tepatnya tgl 25 juni 1996...
aku di lahirkan oleh ibuku bisa di sebut juga mamiku...
aku bersyukur uhan masih melahirkan aku agar aku bisa menikmati hidup yang sebenernya hanya beberapa jam saja...
aku hidup hanya untuk bernafas dan mengelurkan energi....
berdoa dan mengabdi pada tuhan yang maha esa..
membahagiakan keluarga itu yang utama lalu membahagiakan diriku sendiri...
tak butuh banyak uang untuk berbahagia , cukup dengan senyum dan mengerti..
bagiku hidup hanya untuk mengerti dan di mengerti. untuk napa pintar kalau hanya untuk bunuh diri dan memanfaatkan kepintaranya dengan hal yang tidak baik.
cukup menegrti lalu menerapka dan kemudia mengeti org lain...
tp jika orang lain itu tak mengerti kita, boda amat....!!! dia mau junkir balik ata yang lain...
aku hanya bisa tersenyum jika melihat org lain membenciku, aku tau kok dan mengerti...
jadiii cukup senym saja
KIMIA DASAR ALKALIMETRI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Asidi-alkalimetri merupakan titrasi yang berhubungan dengan asam dan
basa. Secara sederhana, asam merupakan larutan yang memiliki pH diatas 7
sedangkan basa merupakan larutan yang memiliki pH kurang dari 7. Apabila kedua
larutan tersebut memiliki kekuatan yang sama, maka bila dicampurkan dengan
volume yang sama, akan didapat larutan yang memiliki pH netral.
Titrasi merupakan salah satu cara untuk mengetahui konsentrasi dari larutan
standar sekunder, yaitu larutan yang dimana konsentrasinya didapat dengan cara
pembakuan. Yang dubantu dengan larutan standar sekunder atau larutan yang
konsentrasinya dapat diketehui secara langsung dari hasil penimbangan, yang
ditambahkan indikator pH sebagai penentu tingkat keasaman suatu larutan.
Kesetimbangan asam basa merupakan suatu topik yang sangat penting dalam kimia
dan bidang-bidang lain yang mempergunakan kimia, seperti biologi, kedokteran
dan pertanian. Titrasi yang menyangkut asam dan basa sering disebut
asidimetri-alkalimetri. Sedangkan untuk titrasi atau pengukuran lain-lain
sering juga dipakai akhiran –ometri menggantikan –imetri. Kata metri berasal
dari bahasa Yunani yang berarti ilmu atau proses atau seni mengukur. Pengertian
asidimetri dan alkalimetri secara umum ialah titrasi yang menyangkut asam dan
basa.
Asidi-alkalimetri dapat digunakan untuk beberapa larutan. Oleh karena itu
praktikum ini dilakukan agar dapat memahami konsep adisi-alkalimetri serta
mengetahui konsentrasi larutan yang dianalisa.
1.2 Tujuan percobaan
- Mengetahui
konsentrasi NaOH standar
- Mengetahui
konsentrasi CH3COOH perdagangan
- Mengetahui volume
titran (C2H2O4) untuk menetralkan NaOH
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Zat-zat anorganik dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan penting : asam,
basa dan garam.
Asam secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat, yang bila dilarutkan
dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai satu-satunya
ion positif.
Sebenarnya ion hidrogen (proton) tak ada dalam larutan air. Setiap proton
bergabung dengan satu molekul air dengan cara berkoordinasi dengan sepasang
elektron bebas yang terdapat pada oksigen dari air, dan terbentuk ion-ion
hidronium :
H+ +
H2O → H3O+
Basa, secara paling sederhana dapat didefinisikan sebagai zat, yang bila
dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion-ion hidroksil
sebagai satu-satunya ion negatif. Hidroksida-hidroksida logam yang larut,
seperti natrium hidroksida atau kalium hidroksida hampir sempurna berdisosiasi
dalam larutan air yang encer :
Karena itu basa-basa ini adalah basa kuat. Di lain pihak larutan air amonia,
merupakan suatu basa lemah. Bila dilarutkan dalam air, amonia membentuk amonium
hidroksida, yang berdisosiasi menjadi ion amonium dan ion hidroksida :
Karena itu, basa kuat merupakan elektrolit kuat, sedang basa lemah merupakan
elektrolit lemah. Tetapi tak ada pembagian yang tajam antara golongan-golongan
ini, dan sama halnya dengan asam, adalah mungkin untuk menyatakan kekuatan basa
secara kuantitatif.
Menurut definisi yang kuno, garam adalah hasil reaksi antara asam dan basa.
Proses-proses semacam ini disebut netralisasi. Definisi ini adalah benar, dalam
artian, bahwa jika sejumlah asam dan basa murni ekuivalen dicampur, dan
larutannya diuapkan, suatu zat kristalin tertinggal, yang tak mempunyai
ciri-ciri khas suatu asam maupun basa. Zat-zat ini dinamakan garam oleh
ahli-ahli kimia zaman dulu (G. Shevla, 1985).
Reaksi netralisasi dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau
basa. Caranya dengan menambahkan setetes demi setetes larutan basa kepada
larutan asam. Setiap basa yang diteteskan bereaksi dengan asam, dan penetesan
dihentikan pada saat jumlah mol H+ setara dengan mol
OH-. Pada saat itu larutan bersifat netral dan disebut titik
ekuivalen. Cara seperti ini disebut titrasi, yaitu analisis dengan mengukur
jumlah larutan yang diperlukan untuk bereaksi tepat sama dengan larutan lain.
Analisis ini disebut juga analisis volumetri, karena yang diukur adalah volume
larutan basa yang terpakai dengan volume tertentu larutan asam (Syukri, S.
1999).
Larutan basa yang akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam buret (pipa
panjang berskala) dan jumlah yang terpakai dapat diketahui dari tinggi sebelum
dan sesudah titrasi. Larutan asam yang akan dititrasi dimasukkan ke dalam gelas
kimia (erlenmeyer), dengan mengukur volumnya terlebih dulu dengan memakai pipet
gondok. Untuk mengamati titik ekuivalen dipakai indikator yang perubahan
warnanya di sekitar titik ekuivalen. Saat terjadi perubahan warna itu disebut
titik akhir (Syukri, S. 1999).
Berikut syarat-syarat yang diperlukan agar titrasi yang dilakukan berhasil :
- Konsentrasi titran
harus diketahui. Larutan seperti ini disebut larutan standar.
- Reaksi yang tepat
antara titran dan senyawa yang dianalisis harus diketahui.
- Titik stoikhiometri
atau ekivalen harus diketahui. Indikator yang memberikan perubahan warna, atau
sangat dekat pada titik ekivalen yang sering digunakan. Titik pada saat
indikator berubah warna disebut titik akhir.
- Volume titran yang
dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen harus diketahui setepat mungkin
(Hardjono Sastrohamidjojo. 2005)
Proses titrasi asam-basa sering dipantau dengan penggambaran pH larutan yang
dianalisis sebagai fungsi jumlah titran yang ditambahkan. Gambar yang diperoleh
tersebut disebut kurva pH, atau kurva titrasi.
- KURVA TITRASI
Larutan yang dititrasi dalam asidimetri-alkalimetri mengalami perubahan pH.
Misalnya bila larutan asam dititrasi dengan basa, maka pH larutan mula-mula
rendah dan selama titrasi terus menerus naik. Bila pH ini diukur dengan
pengukur pH (pH-meter) pada awal titrasi, yakni sebelum ditambah basa dan pada
waktu-waktu tertentu setelah titrasi dimulai, maka kalau pH dialurkan lawan
volume titran, kita peroleh grafik yang disebut kurva titrasi.
Bila suatu indikator pH kita pergunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi,
maka :
1.
Indikator harus
berubah warna tepat pada saat titran menjadi ekivalen dengan titrat agar tidak
terjadi kesalahan titrasi.
2.
Perubahan warna itu
harus terjadi dengan mendadak, agar tidak ada keragu-raguan tentang kapan
titrasi harus dihentikan.
Untuk memenuhi pernyataan (1), maka trayek indikator harus mencakup pH larutan
pada titik ekivalen, atau sangat mendekatinya; untuk memenuhi pernyataan (2),
trayek indikator tersebut harus memotong bagian yang sangat curam dari kurva
(Khopkar, 2003).
Titrasi
asidimetri-alkalimetri menyangkut reaksi dengan asam dan atau basa diantaranya:
Asam kuat dan basa kuat
Reaksi
untuk titrasi asam kuat-basa kuat adalah
Untuk menghitung [H+]
pada titik tertentu dalam titrasi, kita harus menentukan jumlah H+ yang tetap tinggal
pada titik tersebut dibagi dengan volume total larutan.
(Hardjono. 2005)
Asam kuat dan basa lemah
Meskipun
istilah penetralan lazim digunakan untuk reaksi apa saja antara asam dengan
basa, tak selalu akan dihasilkan larutan yang benar-benar netral. Memang
larutan netral hanya diperoleh bila asam dan basa itu sama kuatnya.
Pada
hakekatnya titrasi basa lemah dengan asam kuat dapat dipahami seperti cara
kerja sebelumnya. Yang perlu diperhatikan adalah tentang komponen utama dalam
larutan dan kemudian memutuskan apakah reaksi terjadi menuju sempurna (Keenan,
dkk. 1984)
.
Asam
lemah dan basa kuat
Reaksi
dalam larutan air dari asam lemah seperti asam asetat, HC2H3O2,
dengan basa kuat NaOH dapat dinyatakan oleh persamaan berikut:
Pemaparan lama :
Pemaparan baru :
Larutan natrium
asetat yang dihasilkan agak bersifat basa, karena ion asetat berfungsi sebagai
basa dalam larutan air (Keenan, dkk. 1984).
Asam lemah dan basa lemah
Sebagai
contoh akhir dari penetralan, perhatikan reaksi dalam larutan air dari asam
asetat yang lemah itu dengan basa lemah amonia. Larutan amonium
asetat, yang dihasilkan, praktis netral. Ini karena kuat asam ion NH4+ tepat diimbangi
oleh basa kuat dari ion C2H3O2-.
Sebagai ringkasan,
reaksi asam dan basa yang sama kekuatannya, akan menghasilkan larutan netral.
Asam dan basa yang bereaksi dapat keduanya kuat maupun keduanya lemah.
- Indikator Asam Basa
Indikator asam basa ialah zat yang dapat berubah warna apabila pH lingkungannya
berubah. Misalnya biru bromtimol (bb); dalam larutan asam ia berwarna kuning,
tetapi dalam lingkungan basa warnanya biru. Warna dalam keadaan asam dinamakan
warna asam dari indikator (kuning untuk bb), sedang warna yang ditunjukkan
dalam keadaan basa disebut warna basa.
Akan tetapi harus dimengerti, bahwa asam dan basa disini tidak berarti pH
kurang atau lebih dari tujuh. Asam berarti pH lebih rendah dan basa berarti pH
lebih besar dari trayek indikator atau trayek perubahan warna yang
bersangkutan.
Perubahan warna disebabkan oleh resonansi isomer elektron. Berbagai indikator
mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda dan akibatnya mereka menunjukkan warna
pada range pH yang berbeda (Khopkar. 2003)
Kebanyakan indikator asam basa adalah molekul kompleks yang bersifat asam lemah
dan sering disingkat dengan HIn. Mereka memberikan satu warna berbeda bila
proton lepas (Hardjono Sastrohamidjojo. 2005)
Contoh : Fenolftalein, indikator yang lazim dipakai, tak berwarna dalam bentuk
Hin-nya dan berwarna pink dalam bentuk In, atau basa. Struktur Fenolftalein,
sering disingkat PP, adalah sebagai berikut :
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat-alat
- Labu ukur 250ml
- Erlenmeyer 250ml
- Buret
- Pipe volume 20ml
- Labu ukur 50ml
- Gelas kimia
- pipet ukur
- Statif dan klem
- Corong
3.1.2. Bahan-bahan
- Asam cuka
perdagangan
- NaOH 0,1 N (Natrium
Hidroksida)
- Aquades
- Indikator PP
3.2. Prosedur Percobaan
3.2.1.Asidimetri
·
Lakukan titasr HCL dengan NaoH .. dengan kadar HCL 0,82 . kemudian dengan
NaoH 0,1
3.2.2.Alkalimetri
- Dimasukkan
NaOH 0,1 N kedalam buret
- Dituang
10ml asam cuka perdagangan yang telah diencerkan terlebih dahulu kedalam gelas
kimia
- Ditetesi indikator PP sebanyak 3 tetes kedalam gelas kimia berisi asam cuka
- Ditetesi larutan asam cuka dengan NaOH 0,1 N hingga warna larutan menjadi merah lembayung.
- Ditetesi indikator PP sebanyak 3 tetes kedalam gelas kimia berisi asam cuka
- Ditetesi larutan asam cuka dengan NaOH 0,1 N hingga warna larutan menjadi merah lembayung.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Perlakuan
|
Keterangan
|
Asidimetri
- Dicampurkan 10ml NaOH dan 100ml akuades
- Ditetesi Indikator PP 3 tetes
-
- Dihitung konsentrasi NaOH
|
- Larutan menjadi 20ml dan
berwarna bening
- Warna larutan menjadi merah
lembayung
- Warna larutan menjadi bening
kembali
- Didapat 0,094 N
|
Alkalimetri
- Dari 50 ml cuka hanya 20 ml yang di ambil
- Ditetesi indikator PP 3 tetes
- Dititrasi dengan NaOH 0,094 ml
- Dihitung konsentrasi asam cuka
|
- Larutan bening
- Larutan tetap bening
- Warna larutan menjadi merah
lembayung
- 24,58 N
|
4.2. Reaksi-reaksi
4.2.1. Naoh + Indikator PP
4.2.2. Asam oksalat Indikator PP
4.3. Perhitungan
1.
Larutan standrat asam Hcl
X= NxVxM
10 n x K xL
X = 0,1 x 100x 36,5
10 x 37 x 1,19
= 0,82
2. Larutan standrat NaoH
Gr = N x Be x V
= 0,1 x 40 x 0,1 = 0,405
3. Standarisasi larutan NaoH dgn Hcl
I = 20,8
II= 21, 7+
21,25
V1.N1 = V2 . N2
20.0,1 = 21,25 . N2
N2 = 2/ 21,25
=
0,094 N
4. Kadar asam asetat
= 50 x V NaoH x N
NaoH x BE as. Asetat x 100%
20
x 4 x 1 x 1000
= 19669,5 x 100 %
80.000
= 24,58
4.1. Pembahasan
Titrasi
merupakan cara reaksi netralisasi yang dipakai untuk menetukan konsentrasi larutan
asam atau basa dengan menambahkan setetes demi setetes larutan basa kepada
larutan asam.
Titik
ketika melakukan titrasi dimana titrasi yang diteteskan cukup untuk membuat
reaksi yang sempurna yang disebut titik equivalen yang ditandai oleh perubahan
warna pada indikator. Titik akhir titrasi merupakan titk pada saat indikator
berubah warna.
Larutan
standar primer adalah larutan yang kadarnya dapat diketahui secara langsung
dari hasil penimbangan. Contohnya K2Cr2O7 dan Na2B4O7.
Syarat-syarat larutan standar primer adalah
1.
Sangat murni atau
mudah dimurnikan
2.
Stabil dalam
keadaan biasa, setidak-tidaknya selama ditimbang
3.
Sedapat mungkin
mempunyai berat ekivalen tinggi untuk mengurangi kesalahan penimbangan
4.
Dalam titrasi akan
bereaksi menurut syarat-syarat reaksi titrasi
5.
Mempunyai rumus
molekul yang pasti
Larutan
standar primer berfungsi untuk membakukan konsentrasi larutan tertentu, yaitu
larutan yang ketetapan konsentrasinya sukar diperoleh melalui pembuatannya
secara langsung. Larutan dimana konsentrasinya diperoleh dengan cara pembakuan
disebut larutan standar sekunder yaitu contohnya AgNO3, NaOH, KmnO4,
Na2SO4 dan
Ca(OH)2. Larutan yang dapat digunakan sebagai larutan standar
sekunder memiliki syarat sebagai berikut:
1. Larutan sukar dibuat
secara kuantitatif
2. Tidak memiliki
kemurnian yang tinggi
3. Larutannya tidak
stabil
Asidimetri
ialah penentuan kadar suatu basa dengan menggunakan asam sebagai standar
primer. Alakalimetri ialah penentuan kadar suatu asam dengan menggunakan basa
sebagai standar primer. Bila kita mengukur berapa ml larutan asam bertitar
tertentu yang diperlukan untuk menetralkan larutan basa yang kadar atau
titernya belum diketahui maka dilakukan asidimetri.
Pada
percobaan yang pertama yaitu asidimetri, dengan titrasi NaOH dan asam cuka
perdaganyan ketika CH3COOH ditetesi dengan indikator PP, warna
larutan menjadi merah lembayung. Hal ini menunjukkan bahwa larutanm bersifat
basa, kemudian dititrasi dengan H2C2O4, warna
larutan menjadi bening pada titik ekivalen dengan volume 10,15ml karena
titrannya berupa asam. Hal ini menunjukkan bahwa pH larutan dibawah 8, karena
indikator PP dapat mendeteksi larutan dengan pH 8,0 – 9,6.
Pada percobaan yang
kedua yaitu alkalimetri, dengan titrasi NaOH dan asam cuka perdagangan. Ketika
CH3COOH ditetesi dengan indikator PP, warna larutan tidak berubah
atau masih bening. Hal ini dikarnakan indikator PP tidak bereaksi dengan asam.
Setelah ditetesi dengan NaOH warna larutan menjadi merah lembayung, karna telah
terjadi titrasi sempurna. Sehingga indikator PP memberikan warna pada saat
volume NaOH yang dibutuhkan mencapaititik ekuivalen.
Faktor
kesalahan yang telah terjadi adalah
- Ketika titrasi,
volume titran yang diteteskan melebihi dari volume yang diharuskan, karena kurang
memperhatikan perubahan warna larutan, sehingga didapat hasila yang kurang
akurat.
- Alat yang digunakan
tidak benar-bersih, sehingga zat pada larutan tercampur zat lain.
- Kesalahan praktikan
dalam membaca meniskus bawah buret.
Titik ekivalen
adalah titik dalam tirasi dimana titran yang ditambahkan cukup untuk bereaksi
secara tepat dengan senyawa yang ditentukan.
Indikator
PP adalah zat yang digunakan sebagi indikator suatu larutan basa, apabila zat
ini bereaksi dengan OH- maka
akan menghasilkan warna merah lembayung, sedangkan pada larutan asam tidak.
Titran
adalah zat penitrasi yang merupakan larutan baku yang dimasukkan kedalam buret
yang telah ditera. Sedangkan titrat adalah zat yang dititrasi yang ditempatkan
dalam wadah (gelas kimia atau erlenmeyer).
Pada
percobaan asidimetri zat yang berfungsi sebagai titran adalah asam oksalat
sedangkan natrium hidroksida sebagai titrat. Pada percobaan alkalimetri yang
berfungsi sebagai titran adalah NaOH, sedangkan titratnya adalah asam cuka
perdagangan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Konsentrasi NaOH
standar yang digunakan dalam percobaan
adalah 0,094
N
- Konsentrasi CH3COOH
perdagangan yang dipakai dalam percobaan ini adalah 24,58
N
- Untuk menetralkan
NaOH, volume titran ( CH3COOH) yang digunakan adalah
dari 50 ml di ambil 20 ml cuka , pada NaOH 20ml
5.2 Saran
Dalam percobaan
sebaiknya ditambah titrasi asam kuat-basa kuat, asam kuat-basa lemah sehingga
dapat diketahui perbandingannya.
DAFTAR PUSTAKA
Kenaan,
dkk. 1984. Kimia
untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
Keenan,
W Kleinferter. 1980. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
Khopkar,
S M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia
Sastrohamidjojo,
Handjono. 2005. Kimia Dasar. Yogjakarta : Gajah Mada University Press
Shevla,
G. 1985. Vogel Analisis Anorgami Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT.
Kalman Media Pustaka
S,
Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid 3. Bandung : ITB
Hardjono,
S. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta : UGM
Langganan:
Postingan (Atom)